Pelajaran Hidup dari Sang Guru

sustainablesuzy
Ultra Jaya
Teh Kotak
Campina

“Memikirkan diri sendiri itu baik, tetapi memikirkan diri sendiri dalam tim itu egois”.

Banyak hal yang membuat manusia salah memandang dunia dan mengejar sesuatu yang salah. Mengapa? Karena, sebenarnya manusia mempunyai Delapan Kesadaran. Delapan Kesadaran inilah yang menunjukkan keberadaan kita sebagai manusia. Delapan Kesadaran tersebut adalah :

  1. Kesadaran Penglihatan
  2. Kesadaran Pendengaran
  3. Kesadaran Penciuman
  4. Kesadaran Pengecap
  5. Kesadaran Perasa
  6. Kesadaran Pikiran
  7. Kesadaran Emosi
  8. Kesadaran Alayah

Kesadaran nomor 1 sampai dengan kesadaran nomor 5 adalah lima panca indra yang sering disebut sebagai kesadaran badan. Selanjutnya adalah kesadaran pikiran yang lebih tinggi dari kesadaran badan. Kesadaran ini yang sering disebut six sense. Selanjutnya adalah kesadaran emosi. Kesadaran Emosi lebih tinggi dari kesadaran pikiran apalagi kesadaran badan. Emosi itu baik, yang tidak disarankan adalah langkah setelah ada reaksi emosi tersebut. Emosi bergerak lebih cepat dari pada pikiran dan badan. Kesadaran yang terakhir adalah kesadaran alayah. Kesadaran ini seperti gudang. Gudang yang kosong maupun penuh.

Singkatnya, ketika kita merasa jengkel, emosi, bahagia dan apapun yang kita rasakan akan disimpan dalam gudang tersebut. Semuanya akan disimpan terus disitu sampai suatu saat penuh. Gudang ini menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Ketika yang terkumpul didalam gudang adalah sesuatu yang negatif maka secara tidak sadar kita selalu memelihara hal itu dan menjadi orang yang selalu negatif, dan sebaliknya ketika kelakuan dan pikiran baik yang selalu disimpan maka yang kita lakukan dan pikirkan akan selalu baik adanya.

Ketika gudang sudah penuh dengan yang buruk maka gudang ini harus dikosongkan. Setelah dikosongkan baru diisi lagi dengan hal-hal yang baik. Cara mengosongkannya adalah dengan menerima dan mengampuni. Mengampuni masa lalu yang mungkin selalu menghantui dan selalu menjadi alasan ketika sedang marah. Sehingga, hidup dapat dinikmati dengan sebaik-baiknya dan diisi dengan segala sesuatu yang baik.