Being, Knowing and Doing

sustainablesuzy
Ultra Jaya
Teh Kotak
Campina

Sr. Amie Hendani, SGM
Green Mountain Monastery and Thomas Berry Sanctuary

Banyak orang pintar dan terampil di dunia, mampu melakukan analisa mendalam, mencari sebab akibat peristiwa. Banyak juga yang terampil dalam menciptakan berbagai teknologi, berkreasi lewat berbagai ide yang mengundang decakan kagum.

Namun mengapa kita masih saja terbelit berbagai masalah? Mengapa manusia yang sebenarnya dimotivasi untuk memiliki hidup lebih nyaman dan lebih baik seringkali menemukan dirinya ternyata menciptakan tragedi demi tragedi…

Sebuah pendidikan bagi saya baru lengkap bila mencakup aspek knowing, being and doing. Sulit mencari terjemahan kata yang pas dalam Bahasa Indonesia. Seringkali aspek knowing dan doing yang terus ditekankan sedangkan aspek being ditinggalkan tak tersentuh. Aspek being ini hanya akan tersentuh ketika pertanyaan naïf yang seringkali datang dari seorang anak, “Dari mana aku datang, where am I coming from?” ditanggapi secara serius. Bukan hanya jawaban secara ilmiah yang menjawab pertanyaan itu dari segi knowing, tetapi knowing yang dilatarbelakangi oleh being, suatu deep knowing.

Eco Camp melalui kegiatan menyatu dengan alam diharapkan mampu membangunkan the sense of awe and wonder dalam diri kita yang merupakan pintu masuk keranah being. Semoga ketukan di pintu “being” ini yang dilakukan oleh teman-teman di Eco Camp menjadi suatu daya dorong bagi siapa pun yang datang dalam menemukan jati diri manusia yang sejati di antara komunitas hidup di alam semesta, dan dengan demikian bisa hidup selaras dengan seluruh ciptaan.