Program Edukasi Spirit Camp dan Eco Camp

sustainablesuzy
Ultra Jaya
Teh Kotak
Campina

Ferry S.W.
Pembina Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup

 

Pada awalnya adalah Spirit Camp yang didirikan Shierly Megawati dan kawan-kawan (antara lain Victor Tatuah dan Janto Sulung Budi) tahun 2002 di Kompleks Perumahan Graha Puspa di daerah Ledeng Bandung. Nama Spirit Camp diambil dari film kartun Spirit yang menggambarkan seekor kuda yang hidup bebas dan mempunyai kekuatan untuk menggerakkan kawanan kuda lainnya dengan luar biasa. Spirit Camp didirikan karena mimpi Shierly Megawati untuk menyediakan tempat dan kawan bermain bagi anak-anak, termasuk anak-anaknya sendiri, Ale dan Bene. Spirit Camp didirikan dengan keyakinan bahwa bermain adalah hak anak-anak dan bahwa bermain di alam bebas akan mengembangkan berbagai aspek kehidupan anak-anak. Lalu Spirit Camp juga menemukan betapa bermain permainan tradisional adalah belajar nilai-nilai kehidupan yang penting untuk hidup di zaman modern ini misalnya belajar mengikuti peraturan, belajar sabar dan menunggu giliran, belajar jujur, belajar menerima kekalahan tanpa marah, belajar menang tanpa sombong, belajar berkompetisi dengan semangat persaudaraan, dan lain-lain.

Tahun 2012 seluruh pengalaman Spirit Camp selama 10 tahun dijadikan bahan disertasi di Universitas Pendidikan Indonesia oleh Ferry Sutrisna Wijaya dengan judul “Pengembangan Model Konseptual Rumah Belajar Lingkungan Hidup (Eco Learning Camp) sebagai Model Pendidikan Nilai”. Eco Learning Camp adalah model pendidikan nilai berbasis lingkungan hidup yang merupakan perkembangan Spirit Camp yang diperkaya dengan studi mengenai berbagai model pendidikan nilai, pendidikan lingkungan hidup, dan rumah belajar (learning camp) yang tumbuh di berbagai tempat d dunia. Eco Learning Camp adalah model pendidikan nilai sekaligus pendidikan lingkungan hidup yang mempunyai materi lingkungan hidup dengan 3 pilarnya yaitu alam, budaya, dan ilmu pengetahuan yang diolah dengan metode refleksi dan bermain, yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi, masyarakat, dan lingkungan hidup yang utuh.

Perkembangan Eco Learning Camp (ELC) diwarnai oleh Alexander A.P. Iskandar dan kawan-kawan (antara lain Weilin Han dan Rudy Setiawan) dari sudut sains. Rm. Agustinus Sarwanto SJ dan Br. Triyono SJ dari sudut pedagogi reflektif, serta Sr. Elly Verrijt BKK dan Sr. Amie Hendani SGM dari sudut spiritualitas ekologi. Di awal semuanya itu pentinglah peran Prof. Emil Salim yang sejak membaca draft disertasi sudah menunjukkan kekuatan ELC sebagai model pembelajaran ekologi di luar ruang kelas yang akan berguna untuk mengantar bangsa Indonesia menuju bangsa yang lebih baik.

Program edukasi ELC saat ini sudah siap dengan kurikulum yang disusun Tim Edukasi yang dipimpin Alexander Iskandar. Dari sudut spiritualitas ekologi, kalau awalnya yang dominan adalah perasaan cemas dan kuatir akan krisis nilai dan krisis lingkungan hidup, tim ELC lama-lama menemukan bahwa lingkungan hidup seharusnya didekati dengan sikap active hope atau “harapan aktif” dengan menggunakan istilah yang dipopulerkan Joanna Macy, salah seorang tokoh ekologi. Maka program edukasi ELC akan diusahakan menjadi program yang menyenangkan dan memberi harapan, bukan program yang menakutkan dan mencemaskan. Anak-anak dan siapapun akan dibawa untuk meyakini bahwa Allah Sang Pencipta menciptakan alam semesta dengan indah dan penuh cinta. Bukankah dalam konteks Jawa Barat, MAW Brouwer pernah mengatakan bahwa Allah Sang Pencipta menciptakan tanah Parahyangan sambil tersenyum sehingga hasilnya adalah tanah yang indah dan subur. Saya yakin Allah Sang Pencipta menciptakan seluruh alam semesta dan bumi dengan indah dan penuh cinta, bukan hanya bumi Parahyangan di Jawa Barat saja. Maka program-program ELC akan diusahakan untuk mengajak semua orang semakin mengalami alam semesta dan bumi dengan segala keindahannya yang harus kita jaga dan rawat. Semoga lewat program-program ELC kita juga akan semakin dapat belajar banyak dari alam semesta, termasuk sesama manusia, dan seluruh ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia. Itulah visi Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup untuk mengembangkan manusia yang berkualitas, yaitu yang mampu merawat bumi dan berguru pada bumi.

Salam.