Mengenali Jejak Karbon Pribadi

sustainablesuzy
Ultra Jaya
Teh Kotak
Campina

Perubahan iklim (bahkan kini ‘krisis iklim) mempengaruhi bumi yang kita cintai ini. Perubahan atau krisis iklim telah menyebabkan beragam bencana alam. Sebut saja seperti banjir, kekeringan, dan perubahan cuaca yang tidak tentu. Intergovermental Panel of Climate Change (IPCC) pada 2015 yang dihadiri oleh para pemimpin dunia dari berbagai negara telah menyepakati untuk membatasi pemanasan global hingga titik 1.5o C. Kesepakatan bersama ini sangat berharga bagi kebaikan bumi rumah kita bersama ini. Selain itu, kesepatakan ini juga penting agar kita semua memahami darimana datangnya karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang menyebabkan krisis iklim selama ini. 

Apa dan Bagaimana tentang Jejak Karbon?

Dalam hidup sehari-hari, datangnya karbon dioksida dan gas rumah kaca ini berasal dari jejak karbon yang kita hasilkan dari aktivitas yang kita lakukan! Tetapi, jejak karbon itu apa yah? Jejak karbon adalah segala macam jenis gas rumah kaca yang dihasilkan melalui kegiatan manusia setiap harinya. Gas-gas tersebut berupa karbon dioksida (CO2), gas metana (CH4), nitro oksida (N2O) dan lain-lain. Nah, kita sering tidak sadar bahwa gas-gas tersebut berasal dari setiap kegiatan yang kita lakukan, entah kegiatan pribadi atau bersama. Jejak karbon pribadi ternyata bisa dihasilkan dari kendaraan pribadi yang kita gunakan, aktivitas rumah tangga, bahkan melalui makanan/minuman dan pakaian kita masing-masing. Sedangkan jejak karbon bersama dapat dihasilkan dari kegiatan yang sifatnya bersama juga. Sebut saja kegiatan industri dan pembangunan infrastruktur.

Keberadaan jejak karbon sebenarnya tidak sangat amat buruk bagi kita. Keberadaan jejak karbon justru sangat bermanfaat bagi kita untuk memerangi perubahan/krisis iklim yang kita hadapi saat ini. Untuk menghindari kemungkinan terburuk dari jejak karbon, kita sebenarnya dapat mengurangi kegiatan yang menghasilkan gas-gas di atas atau tidak melakukan aktivitas yang sekiranya tidak begitu penting atau kita butuhkan. Oleh karenanya memang di sini dibutuhkan kesadaran, kejernihan berpikir dan pertimbangan matang untuk melakukan aktivitas tertentu. 

Lantas bagaimana kesadaran, kejernihan berpikir dan pertimbangan matang tersebut dapat diwujudkan? Sebenarnya terdapat beberapa aktivitas sederhana yang dapat kita lakukan, berikut:

  1. Mengubah cara berpikir. Maksudnya apa? Di sini, kita mesti mempertimbangkan untuk memakai produk-produk ramah lingkungan. Pertimbangan tersebut mesti mencakupi: (a) apa saja yang menjadi pertimbangan kita untuk membeli produk tersebut; (b) bagaimana agar produk tersebut dapat dipakai dalam waktu lama; (c) dan bagaimana kemudian bila sudah tidak dipakai lagi, produk tersebut dapat didaur ulang demi kepentingan lain?
  2. Mengurangi penggunaan energi yang mestinya tidak terbuang cuma-cuma. Misalnya, kita dapat mengurangi penggunaan AC atau pendingin ruangan di musim dingin. Pengurangan ini tidak hanya mengurangi emisi karbon. Pengurangan ini juga dapat membuat kita lebih hemat secara finansial.   
  3. Lebih memilih untuk menggunakan sepeda gayung daripada kendaraan motor. Dalam sebuah penelitian, sebuah mobil yang berjalan sepanjang 64 km dapat menghasilkan karbon dioksida sebesar 7000 kg. Tentu hal ini berbanding terbalik ketika kita menggunakan sepeda. Dengan memilih bersepeda, kita akan mengurangi emisi karbon. Bahkan lebih dari itu, bepergian menggunakan sepeda justru lebih meningkatkan kesehatan kita dan dapat lebih cepat sampai tujuan di saat macet.
  4. Tentang memilih makanan. Ternyata makanan yang kita pilih dan konsumsi itu mempengaruhi iklim bumi! Produksi makanan berdaging misalnya dapat menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 60% dari segala aktivitas produksi makanan. Produksi makanan berdaging dalam skala global (dengan emisi yang dihasilkan dari kendaraan dan kegiatan lainnya) menyumbang emisi karbon sebesar 35%. Angka yang luar biasa tinggi! Tentunya demi mengurangi emisi karbon, kita dapat mempraktikan kegiatan tertentu, misalnya puasa daging di hari senin, jumat atau hari lain.  

Disadur dari

What Is the Carbon Footprint and Why Does It Matter in Fighting Climate Change? | Earth.Org oleh Hamza Badamasi

4 Steps to Reduce Your Carbon Footprint in 2024 | Earth.Org oleh Christiana JansenJohn Francetti, Matthew. Carbon Footprint Analysis. New York: CRC Press. 2013